Prosesor Apple A10 Fusion Jauh Lebih Besar Dibanding Prosesor ARM Lain
Apple A10 Fusion yang ditanam pada iPhone 7 dengan mudah melampaui performa segala smartphone flagship Android sebagaimana pengujian yang dibandingkan dengan Google Pixel dan Galaxy Note 7 Berkat Chip Apple A10 Fusion yang ditanam pada iPhone 7 dengan mudah melampaui performa segala smartphone flagship Android sebagaimana pengujian yang dibandingkan dengan Google Pixel dan Galaxy Note 7. Berkat pembongkaran oleh Chipworks, akhirnya diketahui apa yang ada dibalik CPU monster A10 Fusion.
Linley Gwennap dari Linley Group yang merupakan analisis riset industri chip semikonduktor menganalisis berdasarkan hasil foto chip A10 dari Chipworks bahwa Apple mendesain big core pada A10 dari Chipworks bahwa untuk menghandle tugas ringan. Core CPU brtenaga besar diberi kode "Hurricane" oleh Apple dan berukuran lebih besar dibanding core Samsung M1 dan Cortex-A72. Tidak terkecuali Qualcomm Kryo yang terdapat pada Snapdragon 820 dan 821 juga kalah besar dibanding Apple Hurricane.
Sedangkan core yang lebih hemat daya diberi kode "Zephyr" yang berukuran lebih kecil dibanding berbagai tipe core powerfull semisal Samsung M1 dan Cortex A72, namun tetap lebih besar hampir 2x lipat dibanding cortex-A53 yang juga sama-sama ditujukan untuk segmen hemat daya. Apple sendiri mendesain Zephyr untuk tugas yang lebih ringan dibanding Hurricane. Satu alasan mengapa Apple mendesain core yang lebih besar karena memiliki transistor per core yang lebih banyak dan sedain yang lebih kompleks sehingga bisa dirancang memiliki performa dan efisiensi tinggi. Desain core besar ini juga memiliki keuntungan efisiensi per clock yang tinggi, namun sayangnya mengorbankan efisiensi luasan area chip.
Linley Gwennap dari Linley Group yang merupakan analisis riset industri chip semikonduktor menganalisis berdasarkan hasil foto chip A10 dari Chipworks bahwa Apple mendesain big core pada A10 dari Chipworks bahwa untuk menghandle tugas ringan. Core CPU brtenaga besar diberi kode "Hurricane" oleh Apple dan berukuran lebih besar dibanding core Samsung M1 dan Cortex-A72. Tidak terkecuali Qualcomm Kryo yang terdapat pada Snapdragon 820 dan 821 juga kalah besar dibanding Apple Hurricane.
Sedangkan core yang lebih hemat daya diberi kode "Zephyr" yang berukuran lebih kecil dibanding berbagai tipe core powerfull semisal Samsung M1 dan Cortex A72, namun tetap lebih besar hampir 2x lipat dibanding cortex-A53 yang juga sama-sama ditujukan untuk segmen hemat daya. Apple sendiri mendesain Zephyr untuk tugas yang lebih ringan dibanding Hurricane. Satu alasan mengapa Apple mendesain core yang lebih besar karena memiliki transistor per core yang lebih banyak dan sedain yang lebih kompleks sehingga bisa dirancang memiliki performa dan efisiensi tinggi. Desain core besar ini juga memiliki keuntungan efisiensi per clock yang tinggi, namun sayangnya mengorbankan efisiensi luasan area chip.
Linley Gwennap sendiri yakin bahwa performa Apple A10 Fusion sangatlah bagus, bahwa mampu menjadi kompetitor serius bagi produk Intel di segmen chip prosesor hemat daya. Pada pengujian Apple A9X yang terdapat pada iPad Pro menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan CPU Intel Core M sebenarnya cukup mampu kompetitif pada sebagian jenis test walaupun secara umum masih kalah performa. Bahkan sempat beredar statemen sebagian pihak bahwa Macbook Pro 12" sudah saatnya beralih ke prosesor buatan Apple sendiri. Jika memang Apple mampu mendesain sendiri core prosesor yang benar-benar setara dengan produk prosesor laptop Intel maka bukan tidak mungkin raksasa teknologi berlogo buah apel tersebut akan berhenti menggantung produk Intel.
Namun sayangnya, prosesor seri-A desain Apple masih berbasis teknologi arsitektur dan set instruksi ARM yang berbeda jauh dengan x86 pada Intel. Sehingga tidak semudah membalikkan telapak tangan bagi Apple untuk mengalihkan seluruh sistem operasi dan aplikasi MacOS dari x86 ke ARM.
No comments